Kecelakaan Boeing 737 MAX di Indonesia dan Ethiopia dalam selang waktu lima bulan pada 2018 dan 2019 menewaskan seluruh 346 penumpang. Pesawat Boeing 737 Max yang jatuh di Indonesia dioperasikan oleh Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 jatuh di Laut Jawa hanya beberapa menit setelahg lepas landas dari Jakarta menuju ke Pangkal Pinang, Bangka. Seluruh 189 penumpang dan awak pesawat tewas.
Perusahan Boeing tadinya menampik semua kritik dan menyebut kesalahan pilot yang menyebabkan pesawat jatuh. Namun berbagai petunjuk menguatkan indikasi bahwa telah terjadi kesalahan sistem perangkat lunak MCAS yang mengendalikan pesawat secara otomatis.
Model 737 Max adalah jet terlaris Boeing yang diandalkan menghadapi persaingen ketat dengan pembuat pesawat Eropa, Airbus. Namun skandal 737 Max akhirnya mengguncang perusahaan, memaksa jajaran eksekutifnya mundur dan menimbulkan kerugian sekitar 20 miliar dolar AS.
Model 737 MAX adalah upgrade dari mesin jet Boeing 737 yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960-an dan menjadi salah satu pesawat terlaris di dunia. Dominasi Boeing dalam penerbangan komersil mulai goyah setelah Airbus muncul dengan model seperti A320 untuk penerbangan jarak pendek.
Maskapai Penerbangan Masih Ragu
Maskapai penerbangan American Airlines mengatakan akan mulai menerbangkan 737 Max pada 29 Desember mendatang, setelah mendapat izin FAA. Maskapai Southwest Airlines, operator 737 MAX terbesar di dunia, menyatakan tidak berencana menggunakan pesawat itu hingga pertengahan 2021.
Otoritas penerbangan di Eropa, Brasil dan Cina juga masih harus mengeluarkan persetujuan mereka, jika Boeing 737 Max akan beroperasi lagi di wilayahnya. Mereka menyatakan akan melakukan tinjauan keamanan sendiri dan tidak bergantung pada sertifikasi terbang FAA.
Berita pemberian izin terbang lagi bagi Boeing 737 MAX muncul di tengah krisis dunia penerbangan yang dilanda pandemi corona. Semua maskapai penerbangan dunia mengalami kesulitan dan perlu bantuan dana dari pemerintahnya untuk bisa bertahan.